Kuliah Umum: Matematika dan Budaya Nusantara oleh Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Makassar

Ambon, 01 Oktober 2025 – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura kembali menggelar kuliah umum yang menghadirkan narasumber nasional. Bertempat di Gedung Student Center FKIP Universitas Pattimura, pada pukul 14.00 WIT hingga selesai, kuliah umum ini menghadirkan narasumber Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Makassar, Dr. Ja’faruddin, S.Pd., M.Pd., Ph.D. dengan topik “Matematika dan Budaya Nusantara.”

Menggali Hubungan Matematika dan Budaya
Dalam paparannya, Dr. Ja’faruddin menjelaskan bahwa matematika tidak hanya lahir dari peradaban Barat, tetapi juga tumbuh secara alami dalam tradisi dan aktivitas budaya Nusantara. Berbagai praktik budaya masyarakat Indonesia—mulai dari arsitektur rumah adat, pola simetri pada batik, hingga perhitungan kalender adat—mengandung unsur matematis yang kaya dan bermakna.
Ia menekankan pentingnya etnomatematika sebagai jembatan antara pengetahuan formal dengan kearifan lokal. Menurutnya, pembelajaran matematika akan lebih kontekstual, bermakna, dan mampu menumbuhkan identitas nasional jika dihubungkan dengan budaya setempat.

Kajian Teori dan Aplikasi
Kuliah umum ini memaparkan berbagai teori seperti House Theory, Affine Geometry, dan Knot Theory, serta penerapannya dalam budaya Nusantara. Misalnya, geometri proyektif dapat ditemukan dalam struktur rumah tradisional Bugis, sementara teori simpul (knot theory) dapat dianalisis melalui bentuk anyaman ketupat, kue tradisional Beppa Pute, hingga simbol pada batu nisan Raja Banggae di Mandar.
Selain itu, Dr. Ja’faruddin juga menyoroti alat tradisional seperti Pattampa’ kasoro, hingga simbolisme yang melekat di dalamnya, untuk menunjukkan bahwa matematika dapat hadir dalam bentuk visual maupun filosofis dalam keseharian masyarakat Nusantara.
Penelitian dan Rekomendasi
Di akhir pemaparan, beliau menyampaikan bahwa potensi penelitian tentang hubungan matematika dan budaya di Indonesia sangat luas. Dengan lebih dari 17 ribu pulau, 1.340 suku bangsa, dan ratusan bahasa daerah, setiap wilayah menyimpan peluang penelitian etnomatematika yang dapat memperkaya khasanah ilmu sekaligus memperkuat jati diri bangsa.

Antusiasme Peserta
Acara kuliah umum ini mendapat sambutan hangat dari mahasiswa dan dosen yang hadir. Banyak peserta menilai bahwa pendekatan etnomatematika mampu membuka wawasan baru, sekaligus memotivasi untuk menggali kekayaan budaya lokal sebagai sumber belajar matematika.

Anda mungkin juga menyukai ini